Friday, June 04, 2004

Apakah salah jika kita miskin..?

Ragil Turyanto ragilt@telkom.net Terlepas dari masalah benar dan salah dalam hukum berikut ini akan saya coba ceritakan sebuah pengalaman hidup seorang keluarga di awal tahun 1960.Pada saat itu sebuah keluarga katakanlah keluarga x yang hidup terbelit dengan kemiskinan dan upaya untuk mencukupi kehidupan 3 orang anaknya. Kemiskinan yang mereka sandang bukanlah hanya kemiskinan yang sering anda lihat di layar televisi,justru kemiskinan mereka adalah bisa dibilang kemiskinan yang sangat memprihatinkan.Bayangkan pada tahun itu,untuk mendapatkan nasipun hanya orang-orang kayalah yang dapat menikmati nasi dengan lauk-pauknya.Tetapi lainhalnya keluarga miskin ini hanya dapat makan dengan pangkal pohon pisang yang dimasak(ditanak)….!anda mungkin bisa membayangkan..?sungguh kehidupan yang memilukan,dan tiap hari itulah makanan mereka.Hal yang mungkin terbayangkan di benak pembaca semua mungkin adalah Apakah mereka tidak bekerja atau berusaha mengatasi kemiskinan mereka..?.Jawabannya adalah mereka sudah bekerja keras membanting tulang untuk mempertahankan hidup ditengah lilitan tali kemiskinan.Dengan bukti adalah: Sang Ayah yang notabene tulang punggung keluarga selalu bekerja sebagai buruh serabutan,apapun dilakukan…mencangkul sawah milik orang,menggarap sawah dengan sistem bagi hasil,sedangkan sang ibu mencari ikan dengan menggunakan peralatan tradisional Jala yang disusun menjadi sebuah gubuk dengan peralatan menangkap ikan yang cukup besar,untuk mengangkatnya dibutuhkan tenaga yang extra kuat yang mungkin tidak bisa anda dapatkan di tangan ibu rumah tangga kota, tetapi kerena mungkin sudah suratan Tuhan YME bahwa mereka tetap dalam kondisi yang tetap miskin. Kian hari kehidupanpun semakin memburuk diperparah lagi dengan semakin memburuknya suasana perekonomian negara.Hingga pada suatu malam ketika sang ayah sedang mencari ikan disungai,dan paginya ada peristiwa yang saat itu sangat memukul hati seorang miskin.Rumah tetangga yang merupakan rumah orang yang lumayan berkecukupan pada waktu itu dibobol maling…dan mereka kehilangan beberapa puluh kilogram beras memang menggelikan jika dibandingkan dengan susasana saat ini namun lain halnya pada waktu itu,beras adalah barang yang sangat berharga..!dan pagi itupun juga perangkat desa yang pada waktu itu adalah bau(KADUS) dan Polisi Desa datang ke rumah keluarga miskin tersebut dengan tanpa basa-basi langsung berkata “Mad..dimana kau sembunyikan beras yang kaucuri semalam..!”.”maaf pak maksud bapak saya yang mencuri beras tersebut..!,pak walaupun kami miskin tapi kami tidak miskin moral pak..! jawab si miskin. Dengan tegas sang kadus berkata “Terus terang saja yach ..keluarga kamulah yang paling miskin di desa ini untuk ngasih makan anakmu saja kamu khan kesulitan..!”. Kemudian setelah terjadi perdebatan yang tidak ada penyelesainnya Polisi desa mengajukan usul untuk membawa masalah ini ke kecamatan setelah di pihak desa tidak bisa memberikan putusan yang baik/tegas.Setelah sampai di kecamatan dan dijelaskan duduk perkaranya pihak dari kecamatan langsung marah kepada kadus dan pamong desanya,karena tindakan mereka itu sangat memalukan dan terus terang saja sangat menginjak harga diri seseorang yang dalam hal ini adalah keluarga miskin tersebut,Dan pihak kecamatan memutuskan bahwa keluarga tersebut tidak bersalah dan menyarankan kadus dan pamong desa untuk meminta maaf pada keluarga tersebut. Setelah pulang dari kecamatan dengan hati yang bagaikan tersayat keluarga tersebut berjalan pulang sambil sesekali menahan derai air mata yang tak tertahankan.dalam benak mereka “Apakah salah jika kami ini miskin harta..?”

No comments: